Perekonomian Petani Menjadi Pudar Dalam Peningkatan Daya Bertani
Foto: Petani dan Lahannya. (Google) |
Oleh:
Stefanus Pigai
Deiyai, Kaganepai -- Petani
adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara
melakukan pengolahan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara
tanaman, seperti; tanaman umbian, tanaman buah-buahan, dan tanaman sayuran
lainnya. Harapannya untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk
digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
Petani umum biasanya ditemukan
di pedesaan atau kampung-kampung terpencil karena sebagian besar mata
pencaharian penduduknya bercocok tanam atau bertani, sehingga sejatinya disebut
sebagai petani adalah orang yang mengubah tempat tumbuhan serta lingkungan agar
dapat memenuhi kebutuhannya.
Secara umum biasanya mereka
melakukan pekerjaan mulai dari mempersiapkan lahan, mencangkul tanah, menanam
bibit, merawat tanaman, hingga memanen tanaman. Sehingga itu, fungsi daripada
petani adalah berperan utama sebagai pemelihara tanaman untuk memperoleh hasil yang
dibutuhkan demi kelangsungan hidupnya.
Selain itu dikategorikan
pertanian dalam sebutan lainnya yaitu, kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati
yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi serta mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasanya dipahami orang
sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.
Inilah fase-fase pertanian
dalam kelangsungan hidup seorang petani serta mengelolah tanah berdasarkan
kebiasaan di dataran tinggi dan dataran rendahnya. Kata petani itu saling
kaitkan pada bidang lain adalah orang yang biasanya memiarai hewan itu pun
disebut sebagai peternak seperti seorang petani yang tugasnya hanya mengelolah
lahan dan bibitnya.
Untuk itu, perbedaan-perbedaan
kondisi lahan dan kelalaian secara umum biasanya dialami oleh petani itu
sendiri, karena menilai kondisi lahan dan perbedaan letak wilayah juga berbeda
sehingga perluh pertimbangkan di masing masing wilayahnya, seperti penulis
memetik anak judul yang mengulas tentang perbedaan kondisi letak wilayah
berikut ini.
* Perbedaan Kondisi Letak
Wilayahnya
Papua banyak varietas tanaman
semusim dan tanaman tahunan yang unggul untuk memperbanyak dan memproduksi guna
ekspor ke luar Papua atau ke luar Indonesia, tetapi kurang perhatian dari
pemerintah atau kurangnya keseriusan dalam bertani oleh petani itu sendiri? Ini
menjadi pertanyaan bagi pemerintah dan petani.
Karena selama ini, kita sudah
menikmati hasil ciptaan Tuhan sehingga perkembangan pertanian wilayah Papua
adalah bisa dikatakan tanah yang subur dan kaya raya, petani menanam bibit
tanpa menggunakan pupuk anorganik tetapi petani menanam bibit apa saja bisa
bertumbuh dan berkembang dengan baik dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama.
Pengamatan penulis di gunung
Arfak Papua Barat, di sana, petani menanam bibit Wortel sangat rapih dan
hasilnya memuaskan. Dataran tinggi seperti gunung Arfak, daerah lain pun
menjamin kualitas penumbuhan tanaman yang sama. Seperti secara nyata petani di
lembah Dogiyai biasanya menghasilkan tanaman semusim ataupun tanaman tahunan
yang begitu segar hingga mereka memasarkan ke berbagai daerah.
Melihat kembali perkembangan
pertanian di wilayah Meepago, khususnya di lembah Dogiyai, pH tanahnya subur
sehingga menanam bibit jenis apa saja bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik
sebanding daerah Deiyai dengan Paniai. Kalau di Deiyai, daerah yang bisa
dibilang unik untuk menciptakan kota pendidikan karena di Deiyai grafik
intelektualnya sangatlah tinggi, dari Deiyai pernah menjadi guru mengajar di
wilayah Lapago dan pernah mengajar beberapa daerah lainnya di seputaran wilayah
Papua umumnya.
Kalau di Paniai, daerah yang
bersejarah. Karena, jejak kaki dari status agama Kristen Protestan, pertama kali
pernah menduduki Injil empat berganda di daerah itu dan mulai menyebar ke
Deiyai dan menyebar ke daerah lainnya di wilayah Meepago. Untuk itulah penulis
mengajak daerah Paniai itu bisa menjadikan kota wisata, karena dilihat dari
letak topografis serta sejarah lainnya yang sangat mendukung untuk menciptakan
kota wisata yang terbaik untuk masyarakat menikmatinya.
Dilihat dari letak geografis,
daerah Deiyai, Paniai, dan Dogiyai dalah daerah yang berada pada ketinggian
yang sama, dimana mencapai 1700 diatas permukaan laut. Ketiga daerah tersebut
termasuk dataran tinggi, namun nyatanya berbeda dalam pertumbuhan tanaman
karena pH tanahnya berbeda. Untuk itulah sektor pertanian yang layak memajukan
di Papua adalah salah satunya di lembah Dogiyai, seperti dilansir latar
belakang perekonomian petani serta pembinaan anaknya di masa kini berikut ini.
* Latar Belakang Perekonomian
Petani serta Pembinaan Anaknya
Latar belakang kehidupan orang
tua di jaman dulu, mereka sudah terbiasa mengutamakan dua kata yang bermakna,
yaitu; (rumah dan kerja), mengapa mengutamakan ke dua kata itu;
1. Dulu sebelum membongkar
hutan dan penimbunan jalan masuk ke perkampungan, mereka sudah terbiasa yang
namanya mencintai rumah. Artinya, dari rumah pergi ke kebun, dari rumah
berburuh ke hutan, dari rumah pergi ke gereja dan sebagainya.
2. Apapun pekerjaannya, mereka
sudah terbiasa menggunakan tenaga manual, karena dulu, mereka belum mengenal
yang namanya kemajuan teknologi digital seperti negara lain yang alat
berkebunnya semakin canggih.
Hingga kini, negara Indonesia
juga bisa samakan dengan negara-negara yang maju karena perlahan mendaki jaman
teknologi yang sama, seperti negara-negara yang sektor pertaniannya sudah
berkembang lebih dulu diantaranya; Jepang, Belanda Amerika Serikat, Australia,
dan China.
Berdasarkan itu, anak-anak
mudah Papua diajak perluh mengamati perkembangan di masa-masa kini dan
pentingnya mengikuti jejak kehidupan orang tua kita di jaman dulu. Karena
mereka membina anak-anaknya dengan arti yang bermakna, (kalau tidak kerja tidak
dapat makan) artinya: kalau anaknya tidak bekerja, orang tuanya tidak
memberikan makanan kepada anaknya. Membentukan karakter seperti inilah yang
membuat anaknya menjadi terbiasa dalam kehidupan.
Dalam konteks budaya, kata
kerja adalah kebudayaan kita sebagaimana yang maksud pada kalimat pertama bahwa
para tetua membanting tulang untuk menghidupi keluarganya. Kata-kata yang
penulis terharu dalam sebuah buku yang menguraikan tentang kehidupan manusia di
muka bumi yang pernah penulis membaca dan merenungkan, dia menuliskan begini;
"budayakan budaya kerja untuk menghidupi keluarganya." Penulis
merenungkan kembali saat itu juga bahwa kehidupan manusia di bumi ini ada
pengorbanannya.
Karena hidup manusia di muka
bumi ini tidak ada yang gratis, sehingga harus mengorbankan tenaga demi
menghidupkan kehidupan yang hakiki. Kepada siapapun, Tuhan sudah mengaruniai
peternak babi, nelayan, petukan bangunan, pengojek, pegawai negeri sipil,
pengusaha, penjual pakaian, penjahit, sopir taksi, dan lain sebagainya.
Biasanya Iri hati dan dengki
muncul, karena ia tidak menghargai karunia yang diberikan Tuhan secara
cuma-cuma kepada dirinya sehingga muncullah kebencian terhadap orang yang
menghasilkan sesuatu atau menduduki di jabatan-jabatan tertentu. Ini menjadi
sebuah masalah pribadinya yang harus selesaikan, karena ia tidak menghargai
karunianya. Dalam hal, tidak mencintai pekerjaannya walaupun itu hal yang
sederhana.
Satu penyakit lagi yang
biasanya tidak mudah untuk mengobati pada seseorang adalah mengharapkan kepada
siapa saja, padahal dilahirkan dari rahim ibunya normal. Nah penyakit itulah
yang seharusnya mengobati secara perlahan, supaya karakter hidup manusia tidak
sejajar dengan mereka yang gangguan jiwa, depresif, spektrum, bipolar dan
gangguan lainnya.
Kalau mereka yang bisa
dikatakan manusia abnormal, pasti saja meminta pertolongan dari orang lain
untuk melengkapi keluangnya. Itukan pantas, karena tidak bisa bekerja hanya
meminta pertolongan dari orang tuanya atau orang lain untuk membantunya. Sedangkan
kami yang kaki dan tangan normal untuk bekerja, untuk apa kita mengharapkan
kepada orang lain, inikan bisa dikatakan aneh (tidak masuk akal).
Kedua anak judul yang berisi
tentang perbedaan-perbedaaan kondisi daerah dan umumnya letak wilayah Papua
beserta latar belakang perekonomian petani hingga pembinaan anak di usia dini
diatas ini, penulis menyimpulkan, diantaranya adalah:
1. Pentingnya meningkatkan
daya perekonomian petani di berbagai sektor sesuai letak topografisnya
masing-masing daerah.
2. Perluh mengadakan alat
olahan keberhasilan petani sesuai keadaan pH tanah serta pendapatan petani di
berbagai sektor.
3. Diperlukan studi banding
antara pemerintah dengan pihak yang berwenang untuk mengembangkan daya
perekonomian petani di daerahnya.
4. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani adalah menyiapkan alat olahan
tanah, seperti beberapa negara yang lebih dulu maju dalam sektor pertaniannya.
5. Mengaktifkan penyuluh
pertanian, karena ujung tombak dari segi bertani oleh petani itu sendiri hanya
ada di penyuluh.
Editor: Admin Kaganepai
Post a Comment