Dua Varietas Kopi Deiyai yang Perlu Merehabilitasi
Dok. Pribadi-SP |
Oleh: Stefanus Pigai*)
Deiyai, Kaganepai.com - Secara botani diklasifikasikan sebagai semak cemara, tanaman Kopi ini
biasanya disebut pohon atau semak dan termasuk dalam famili rubiaceae. Tanaman
Kopi adalah tanaman asli Afrika daerah subtropis dan juga asia selatan dengan
jenis varietas bermacam-macam, yang paling mengungulkan di asia selatan, yaitu;
Kopi Arabika dan Kopi Robusta termasuk wilayah Papua menjadi lebih dominan.
Tanaman Kopi mulai menghasilkan panen penuh ketika berusia sekitar lima tahun,
kemudian terus menghasilkan selama lima belas hingga dua puluh tahun ke depan.
"Kopi merupakan marga sejumlah tumbuhan berbentuk pohon yang beberapa diantaranya menjadi bahan dasar pembuatan minuman penyegar Kopi. Genus ini memiliki sekitar 100 spesies, tetapi dari 100 spesies itu hanya dua yang memiliki nilai perdagangan penting, yaitu; Kopi Arabika dan Kopi Robusta." Wikipedia.
Tanaman Kopi adalah kebutuhan utama sesuai pengertian asal-usul tanaman Kopi di wilayah asia selatan termasuk Papua, lebih khususnya di kabupaten Deiyai. Seperti yang dilansir Kopi sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Yang membutukan Kopi ini tidak hanya orang tua tetapi saat ini kebanyakan anak-anak muda menkonsumsinya. Namun sayangnya, pemahaman masyarakat Deiyai tentang Kopi masih dikatakan sangat minim. Sehingga diantara kita ada beberapa yang belum mengetahui apa itu Kopi. Sebenarnya Kopi merupakan daya produksifitas yang tinggi ketika berbudidaya di dataran tinggi.
Kabupaten Deiyai adalah kabupaten yang cukup luas untuk membudidayakan tanaman Kopi. Letak wilayah serta suhu ketinggiannya cukup tinggi untuk mengexpor hasil produk yang berkualitas dari Deiyai ke daerah lain yang membutukannya. Sekarang kita melihat kemajuan pemerintahan Indonesia dahulu, kini, dan ke depan. Sebelum memekarkan kabupaten Deiyai dari kabupaten induknya Paniai menjadi sebuah kabupaten, banyak tempat yang masyarakat membudidaya tanaman Kopi. Ini menjadi sebuah akomulasi yang harus memperhatikan demi kemajuan ekonomi lokal di daerah kita. Pada umumnya tempat yang dimana masyarakat mengelola dan menanam tanaman jangka panjang.
Dalam ke empat wilayah beberapa lokasih perkebunan Kopi yang dibudidayakan masyarakat seperti; wilayah Tigi barat di kampung Digibagata, kampung Tadauto dan kampung Demago. Wilayah Tigi tengah di kampung Bomou, kampung Amaago, kampung Iyadeepa dan kampung-kampung lainnya. Tigi utara pun kemungkinan ada atau tidak, karena penulis belum berkesempatan untuk berkunjung mengambil data dan fakta di lapangan. Wilayah Tigi selatan di kampung Meiyepa dan kampung-kampung lainnya penulis belum berkesempatan berkunjung untuk mengamati datanya. Sedangkan wilayah Tigi timur adalah lokasih yang paling cocok bertani tanaman perkebunan, selain Kopi Arabika dan Kopi Robusta, seperti; tanam tanaman buah merah dan tanaman perkebunan lainnya.
Dengan demikian, sesuai pengamatan penulis pun masyarakat membudidaya tanaman Kopi tanpa menggunakan pupuk-pupuk anorganik. Pupuk anorganik seperti, pupuk UREA, pupuk TSP, dan pupuk KCL. Inilah pupuk buatan bahan kimia diproduk untuk memupuk tanaman semusim bukan memupuk tanaman tahunan, yang dikaitkan pupuk anorganik pada umumnya. Daerah Deiyai adalah suhunya dingin, tidak membutuhkan menggunakan pupuk UREA, pupuk TSP, dan pupuk KCL umumnya pupuk anorganik. Yang dibutukan petani adalah pupuk organik atau bahan alami.
Pertimbangan perbedahan pupuk buatan dan pupuk alami, daerah Deiyai dahulu berawal distrik Tigi kabupaten Paniai, masyarakat berbudidaya secara teratur menggunakan pupuk alami. Hingga kini, kabupaten Deiyai dimekarkan kabupaten Paniai. Apa yang susah? dana Otonomi Khusus menjamin rakyat Papua. Selain dana Otonomi Khusus, dana APBD yang klirkan ke masing-masing dinas adalah satu jalan yang terbaik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Deiyai. Karena daerah ini mayoritas suku yang berorientasi bertani ketimbang daerah lain yang suhunya rendah.
Maka dari itu, dinas pertanian kabupaten Deiyai melihat dan menangani secara baik dan benar di lapangan, seperti empat wilayah dan beberapa lokasih yang disebut tadi adalah perkebunan Kopi hingga kini masih ada. Hanya pemerintah Deiyai melalui dinas pertanian melengkapikan alat dan bahan untuk merehabilitasi tanaman jangka panjang yang dibudidayakan petani. Kata petani saat saya ditemui, ia lontarkan; "kami siap kerja tetapi pemerintah tidak pernah datang kunjungi di lokasih kami." Inilah kata-kata kerinduan yang diungkapkan petani. Pemerintah ada karena ada rakyat, ada rakyat karena ada pemerintah. Perekonomian rakyat maju dan tidaknya hanya berada di dinas terkait. Oleh karena itulah menjadi bahan pertimbangan untuk kita bersama, demi memajukan daerah kita dan demi memajukan perekonomian masyarakat Deiyai.
Pengulasan pengembangan dua varietas tanaman Kopi ini menjadi bahan pertimbangan bersama untuk meningkatkan daya perekonomian masyarakat Deiyai ke depan. Dulu bekerja sesuai keinginan mereka tetapi sekarang perkebunan Kopi di empat wilayah membutukan dukungan penuh dari pemerintah Deiyai melalui dinas pertanian. Karena kebanyakan petani ingin merehabilitasi tanaman Kopi tetapi petani mengalami keterbatasan alat dan bahan. Sehingga itu, penulis menuangkan sepekan kerinduan di lembaran ini, agar supaya ekonomi petani di beberapa kampung tersebut bisa meningkatkan hasil yang berkualitas.
1. Mengapa Perekonomian Petani Diutamakan?
Utamakan perekonomian petani karena, masyarakat Deiyai adalah mayoritas suku yang tradisinya bertani tidak kesamaan dengan masyarakat yang hidup di daerah dataran rendah, seperti; masyarakat yang hidup di perkotaan suhu ketinggiannya berkisar dibawa 700-1600 mdpl, mereka menghidupkan keluarganya bernelayang, bertani, dan pula berburuh di hutan belantara. Mengapa bernelayang, bertani, dan berburuh, di daerah dataran rendah, ketika menanam tanaman Kopi tentu tanaman Kopi tidak bertumbuh baik. Sehingga itu, masyarakat setempat memilih bertani tanaman semusim dan tanaman tahunan sesuai bercocok tanam tanaman di daerah dataran rendah.
Melihat realita kehidupan suku Mee masa lalu, berindikasih pada adat istiadat sesuai budaya yang telah melekat pada suku Mee. Budaya berkebun, budaya beternak, budaya berburuh, budaya bernelayang. Kebiasaan ini hingga sekarang masih ada dan akan ada, oleh sebab itu, kebudayaan bertani yang dikaitkan diatas adalah lebih dominan dalam kehidupan suku Mee. Sehingga, pemerintah Deiyai dinas pertanian dan masyarakat Deiyai perluh tinjau kembali untuk meningkatkan perekonomian lokal di tingkat kampung-kampung terpencil.
Selama beberapa bulan belakangan penulis mengkaji kendala yang dihadapi petani Kopi dan perkebunan Kopi yang telah ditanam sejak puluhan tahun belakangan. Penulis mendapat data serta fakta di beberapa kampung seluruh kabupaten Deiyai, sehingga sesuai dengan data dan fakta yang ada, penulis menuangkan rasa kerinduan yang dirindukan masyarakat Deiyai melalui tulisan. Kelemahan ekonomi ini menjadi landasan utama pemerintah Deiyai dan masyarakat Deiyai untuk meningkatkan tradisi bertani suku Mee.
Pengulasan tentang dua varietas Kopi Arabika dan Kopi Robusta serta harapan petani adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Deiyai, dan akhirnya penulis menyimpulkan sebagai berikut; 1. Perlu merehabilitasi ke dua varietas tanaman Kopi yang dibudidayakan petani, seperti; perkebunan Kopi di kampung Digibagata, Tadauto, Demago, Amaago, Iyadeepa, Bomou, Meiyepa, dan kampung-kampung lain yang petani budidayakan tanaman Kopi. 2. Kelemahan perekonomian petani dan perkebunan Kopi ini menjadi landasan utama pemerintah daerah serta masyarakat Deiyai untuk mengelolah dan meningkatkan ekonomi lokal masyarakat Deiyai.
Editor: Admin Kaganepai
Post a Comment